Wednesday, December 28, 2005

Resume: Life University

Resume:

Life University
Menjadi Mahasiswa Abadi dalam Kampus Tanpa Batas


THE MAGIC OF LEARNING

The magic of learning adalah bagaimana kita bisa melihat learning itu membuat satu nilai, membuat satu arti yang sangat meaningfull, sangat bermakna dalam kehidupan kita. Di dalam bahasa Arab, learning itu disebut dengan kata at-tarbiyyah.

Dalam sebuah hadits Rasulullah:
“Uthlubul ‘ilmu minal mahdi ila lahdi”
“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang kubur”
Hadits ini dikenal dengan istilah long-life-education, konsep belajar seumur hidup.

Dalam hadits Rasulullah:
“Ada bani rabbi fa ahsana ta’dibi”
“Aku ini dididik oleh Allah dan Allah itu sebaik-baik pendidik”
Selama ini kita lupa bahwa sebenarnya kita punya Mahaguru yang luar biasa yaitu Allah SWT.

What is learning?
Learning atau at-tarbiyah, menurut akar katanya, diambil dari tiga akar kata:
1 Rabba-Yarbu = tumbuh = improve, improvement
2 Rabbiya-Yarba = berkembang, pengembangan = develop, development
3 Rabba-Yarubbu = mendidik, memberdayakan = to empower, empowerment

IMPROVEMENT

Yang menjadi ukuran bahwa sebuah proses learning itu dikatakan improve terletak pada kata kunci: maturity, kedewasaan.
Orang dikatakan dewasa apabila dia mampu bertanggung jawab bukan hanya untuk dirinya, tetapi dia juga mampu bertanggung jawab untuk orang lain.

Cobalah belajar memahami sebelum Anda minta dipahami. Ketika orang minta dipahami tapi tidak berusaha untuk memahami orang lain, maka sebenarnya dia belum dewasa. Pernahkah Anda bayangkan kalau ini terjadi pada seorang presiden direktur, “Coba dong, para manajer dan para direktur mengerti perasaan saya sebagai seorang presiden direktur.” Itu artinya, presiden direktur ini tidak lebih dewasa dibandingkan direkturnya.

DEVELOPMENT

Artinya, apabila proses learning itu mampu menciptakan orang sukses, kemudian dia juga mampu menyukseskan orang lain. Ada proses duplikasi. Sehingga, setelah itu banyak sekali orang sukses di luar dirinya.

EMPOWERMENT

Yang menjadi fokus adalah keunikan.

“Saya ambil contoh. Saya misalnya sebagai seorang pelatih tenis. Saya ajarkan bahwa ini namanya raket, ini net, lalu saya jelaskan peraturannya. Itu yang dinamakan teaching, transfer knowledge, transfer ilmu pengetahuan.
Kemudian saya memberikan latihan, training, transfer of skill. Saya ajak ke lapangan, saya ajarkan cara bagaimana servis, fore hand, back hand.
Kemudian, tahap terakhir, coaching, dasarnya adalah empowerment. Saya suruh murid saya berhadapan dengan sparing partner. Kemudian saya mengamati dari pinggir lapangan. Saya lihat, sehingga saya mengambil kesimpulan, kemudian saya panggil murid saya itu, “Kamu jago di back hand, fokuskan kekuatan kamu pada back hand walaupun saya mengajarkanmu selama ini pakai fore hand. Itu kekuatanmu.”
Dia mulai berlatih lebih khusus masalah back hand hingga akhirnya dia menjadi juara dan mengalahkan saya. Ini yang disebut empowerment.”

Kalau learning ini diterapkan dengan baik mengenai aspek imprevement, aspek development, dan aspek empowerment di dalam satu institusi, maka learning itu akan berkembang menjadi the magic of learning, belajar yang magic.

Baik kita akan masuk kepada poin yang paling penting, paling inti dari the magic of learning.

The magic ini kalau kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia mungkin lebih tepat dengan istilah ampuh. Hari ini saya akan memperkenalkan pada Anda sebuah konsep belajar yang disebut AMPUH.

A adalah Ambil kesempatan (get the opportunity)
Belajar adalah proses pengambilan kesempatan. Banyak kesempatan, peluang, opportunity di sekeliling kita, tapi kadang kita tidak mampu menangkapnya.

M adalah Mantapkan motivasi
Ada kemampuan, ada kesempatan, tapi tidak ada kemauan, maka tidak akan sukses. Apabila ada motivasi, maka potensi akan berkembang dengan baik.

P adalah Pelajari ketrampilan
Bukan sekadar pengetahuan, tapi juga ketrampilan. Misalnya, ketrampilan membaca cepat, menghapal cepat, menghitung dengan cepat. Semua serba cepat, kenapa? Karena waktu kita terbatas, Cuma 24 jam, kita perlu menerapkan konsep cepat.

U adalah Usaha yang optimal
Sebagaimana konsep kita di dalam ajaran Islam, saya sebut dengan istilah U + D = T
Usaha semaksimal mungkin + Doa setulus mungkin = hasilnya kita serahkan (Tawakal) pada Allah SWT.

H adalah Hidup yan seimbang
Belajar bukan sekadar memenuhi otak kita dengan akademis, tapi belajar adalah hidup seimbang. Sebaik-baik urusan adalah yang berada di pertengahan. Kita ingat akhirat, tapi jangan lupakan dunia. Intinya adalah keseimbangan, balance, tawazun.



THE POWER OF LOVE


Kalau kita berbicara cinta, tentu saja pertama kali yang harus kita bicarakan lebih awal adalah cara pandang kita tentang masalah cinta ini. Apa yang Anda pahami dan saya pahami tentang cinta perlu ada satu kesamaan. Get the same channel, marilah kita coba untuk masuk pada pemahaman yang benar tentang masalah cinta.

What is LOVE?
Love adalah give more, get even more.
Cinta tidak disebut cinta sejati apabila kita tidak memiliki satu unsur ketulusan. Cinta tidak dikatakan cinta apabila tidak ada satu kejujuran di sana. Maka ketika kita bicara cinta, kata kuncinya adalah give more, bukan get, tapi give lebih dulu. Bukan what can I get from you.

Seharusnya justru yang kita kembangkan satu pola berpikir: what can I do for you? Apa yang bisa saya berikan buat Anda? Give more ‘berikan lebih’, bukan sekedar memberikan secara standar. Give more ‘lebih dari standar’.

(catatan Diana: jadi ingat kata Aa Gym, berikan service-excellent, berikan yang lebih, lebih dari yang diduga, lebih dari yang diharapkan)

Kemudian dilanjutkan get even more, ini adalah satu konsekuensi logis sebagai satu akibat dari give more Anda. Tentu saja pada saat Anda memberikan lebih tadi, Anda tidak berpikir untuk mendapatkan balasan. Anda sekadar memberikan saja tanpa ada satu keinginan, tanpa ada satu tendensi tertentu. Give more, get even more. Itu yang dikatakan Allah di dalam Al Qur’an,
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu. Jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS Ibrahim 14:7)

Ketika Anda give more, Anda akan mendapatkan multiplier effect, benefit, keuntungan yang berlipat ganda, bukan sekadar deret hitung tapi deret ukur, mungkin 2,4,8,16,32,48, dan seterusnya. Give more get even more.

Singkatan LOVE menurut pa Reza nih..

L adalah Loyal to the principal
Anda memiliki kesetiaan terhadap prinsip, komitmen pada prinsip, bukan komitmen pada yang di luar prinsip. Principal Center, berpusat pada prinsip. Kalau Anda berpusat pada prinsip, Anda tidak harus mengalahkan yang satu demi memenangkan yang lain, kita akan mendapatkan kemenangan di semua pihak.

O adalah Obey your deep heart feeling
Taati hati nurani Anda yang paling dalam. Kalau kita bicara cinta, bukan bicara logika. Cinta tidak bisa dilogikakan. Kalau kita bicara cinta, kita harus menaati apa yang ada dalam hati nurani. Itu yang disebut di dalam Islam sebagai “fitrah”.
Dalam satu masalah, tidak selalu kita harus bertanya pada otak. Kadang-kadang kita harus bertanya pada hati nurani kita. Dan, seringkali Anda akan mengalami suatu perassaan kontradiktif antara apa yang dipikirkan dengan apa yang Anda rasakan di dalam hati nurani. Pada saat itu terjadi, cobalah Anda untuk memenangkan hati nurani dulu dibandingkan otak Anda. Kalau bicara otak, akal manusia, maka kita bicara tentang masalah egoisme. Kalau kita bicara tentang hati nurani, maka kita bicara tentang kerendahan hati, kelembutan.

V adalah Victory.
Seorang yang cinta, dia akan mendapatkan sebuah kemenangan. Kemenangan yang bukan saja dalam bentuk secara fisik, tapi juga secara non fisik, yaitu apa yang saya sebut dengan istilah touchable victory dan untouchable victory.
Itu yang dikatakan Allah di dalam Al Qur’an:
“Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” ( QS Al Fajr 89: 27-30)

E adalah Enlighment, pencerahan
Orang tidak akan merasakan nikmatnya sebuah cinta sebelum mengalami proses pencerahan. Proses pencerahan itu akan terjadi apabila antara nilai-nilai agama itu sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita.
Jadi, Anda akan mendapatkan proses pencerahan apabila Anda sudah memiliki internalisasi. Nilai-nilai Islam itu bukan hanya tampak di luar, tetapi masuk ke dalam diri Anda. Sehingga, ketika saya melihat diri Anda berjalan, sebenarnya saya sedang menyaksikan ayat-ayat Allah. Ketika saya melihat Anda berjalan, saya melihat kejujuran sedang berjalan. Ketika saya melihat Anda, saya melihat ketulusan sedang berjalan. Bukan satu kalimat yang mati, tapi satu kalimat yang hidup, sebagaimana dijelaskan oleh Aisyah ketika ditanya oleh sahabat, “Ya Aisyah, bagaimana akhlak Rasulullah?” Aisyah menjawab, “Akhlak Rasulullah itu adalah seperti Al Qur’an” The living Qur’an, Qur’an yang berjalan.

Cinta terletak di dalam hati manusia. Kenapa harus hati manusia? Ada tiga alasan.
1 Hati merupakan the central of change, pusat perubahan
2 Hati merupakan the central of decision, pusat keputusan
3 Hati merupakan the central of wisdom, pusat kebijaksanaan

Perlu diketahui bahwa di dalam hati manusia ada dua bagian.
1 Fear, rasa takut, khauf
2 Hope, rasa harap, raja’

Di sini kita perlu tata dan kelola antara rasa takut dan harap agar seimbang, proporsional, maka itulah yang kita sebut dengan istilah wisdom, kebijaksanaan.
Kebijaksanaan yang hakiki harus dibingkai dengan satu hal lagi yang kita sebut dengan LOVE. Lagi-lagi kita bicara cinta.

Di mana letak kekuatan cinta itu?
Seseorang yang memiliki rasa cinta akan memberikan sebuah kekuatan, apa yang saya sebut dengan istilah abundance mentality, dalam bahasa Arabnya disebut dengan salamatu shadq “kelapangan hati, kelapangan jiwa”.” Cirinya ada tiga:
1 Open Mind, membuka pikirannya, siap menerima kritik, saran, koreksi
2 Open Hand, terbuka tangannya. What can I do for you?
3 Open Heart, membuka hati. Setiap orang yang berbuat salah padanya, sudah dimaafkan terlebih dahulu sebelum dipinta.

Open mind, open hand, open heart adalah ciri orang yang abundance mentality, mempunyai mental berkelimpahan, bukan scarcity.
Orang yang scarcity akan berkata, “Ini punya saya, Anda tidak punya hak terhadap milik saya.”
Orang yang abundance, dia terbuka, “Silakan, ini ilmu saya, silakan kalian ambil, ini harta saya, silakan diambil.”


sumber:
Buku: Life Excellent
Bab: 5 (kalo ga salah yaa.., ntar mau di-cek lagi deh)
Hal: lupa ga disalin
Penulis: Reza M. Syarief
Penerbit: Prestasi

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


Hasanah Diana

Create Your Badge