Friday, November 10, 2006

Tingkatan Membaca Al Quran

Ada suatu kisah orang shalih, yang ketika beliau harus diamputasi kakinya, saat itu tidak ada obat bius, tahu engga apa kemudian yang dilakukan?
Beliau lalu membaca Al Quran.. dan meminta dokter mengamputasi kakinya ketika ia memberi isyarat, di mana saat itulah, beliau merasakan kenikmatan membaca Al Quran, sehingga sampai-sampai rasa sakit saat dipotong kakinya tidak dirasakannya, saking nikmatnya membaca Al Quran. subhanallah..

Dan masih banyak lagi kisah-kisah luar biasa para sahabat nabi yang merasakan kenikmatan membaca Al Quran yang tiada tara, subhanallah..

Semoga ini memotivasi kita untuk memperbaiki kualitas kita dalam membaca Al Quran, yuuk yak yuuk.. :)

^_^

**

Ada tingkatan yang disebut oleh Al Ghazali sebagai peningkatan diri. Maksudnya adalah meningkatkan diri hingga mendengar kalam Allah dari Allah SWT, bukan dari dirinya.

Tingkatan membaca itu ada tiga, yaitu:

Tingkatan yang paling rendah adalah apabila seorang hamba berusaha membaca Al Quran seakan-akan ia berada di hadapan Allah SWT.
Dia merasakan Allah memperhatikannya dan mendengarkan bacaannya. Dalam kondisi ini, kewajibannya adalah berdoa, memohon, meratap, dan menghiba.

Tingkat yang kedua adalah menyaksikan dengan hatinya seakan Allah SWT melihatnya, berdialog kepadanya dengan kasih sayang-Nya,dan memberikan kepadanya nikmat dan kebaikan-Nya.
Dalam kondisi seperti ini, kewajibannya adalah merasa malu, memuliakan Allah SWT, mendengarkan, dan memahami firman-Nya.

Ketiga, ia melihat kalam Allah dan dalam kalimat-kalimat sifat, serta tidak melihat kepada dirinya, juga tidak kepada bacaannya, dan tidak kepada nikmat yang diberikan kepadanya.
Sebab, seluruh perhatiannya tercurahkan kepada al-Mutakallim Allah SWT, melepas pikirannya, dan seakan ia tenggelam dalam penyaksian Mutakallim Allah SWT dari menyaksikan yang lainnya.

Dalam tingkatan ini, kenikmatan dan kelezatan munajat sangat besar. Oleh karena itu, sebagian ahli hikmah berkata,
”Aku pernah membaca Al Quran dan aku tidak mendapatkan kenikmatan,
hingga aku membacanya seakan-akan aku mendengarkannya dari Rasulullah SAW saat sedang membacanya kepada sahabat-sahabat beliau,
kemudian naik ke tingkat yang lebih tinggi, dan aku membacanya seakan aku mendengar Jibril membacakannya kepada Rasulullah SAW,
selanjutnya, aku meningkat ke tingkatan yang lebih tinggi dan saat itu aku mendengarnya dari al-Mutakallim, Allah SWT, dan saat aku menemukan kelezatan dan kenikmatan, maka aku tidak sadar lagi.”

Ini adalah tingkat kaum muqarrabin, yang sebelumnya adalah tingkatan ashabul yamin, sedangkan yang tidak mencapai ini adalah tingkatan orang-orang yang lalai.

Ustman dan Hudzaifah r.a. berkata,
”Jika hati telah bersih dan suci, niscaya ia tidak akan kenyang merasa untuk terus membaca Al Quran.”

Sumber:
Berinteraksi dengan Al Qur’an
Dr. Yusuf Al Qardhawi

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


Hasanah Diana

Create Your Badge